NAMA : MOH. SAYFRIL IMAM. PRODI : REKAYASA CIVIL. NIM : 416110090 KLS : 3C UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATAM. alamat. kota bima. kecamatan mpunda, jalan adipura, kelurahan panggi.
Minggu, 17 November 2019
Minggu, 10 November 2019
BANDARA INTERNASIONAL JUANDA T3
BANDARA INTERNASIONAL JUANDA
MOH. SYARIL IMAM
BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA (SURABAYA)
a. sejarah
Bandar Udara Internasional Juanda (BUIJ) (bahasa Inggris: Juanda International Airport) (IATA: SUB, ICAO: WARR), adalah bandar udara internasional yang terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan Surabaya. Bandara Internasional Juanda dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Namanya diambil dari Ir. Djuanda Kartawidjaja, Wakil Perdana Menteri (Waperdam) terakhir Indonesia yang telah menyarankan pembangunan bandara ini. Bandara Internasional Juanda adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pergerakan pesawat dan penumpang. Bandara ini melayani rute penerbangan dari dan tujuan Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila.
Bandara ini memiliki panjang landasan 3000 meter dengan luas terminal sebesar 51.500 m², atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 m². Bandara baru ini juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 m² yang mampu menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu menampung 13 juta hingga 16 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.
Rencana untuk membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sebenarnya sudah digagas sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun 1956. Namun demikian, pada akhirnya agenda politik pula yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut. Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan Irian Barat. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam pembebasan Irian Barat, pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya. Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, antara lain: Gresik, Bangil (Pasuruan) dan Sedati (Sidoarjo). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Tempat ini dipilih karena selain dekat dengan Surabaya, areal tersebut memiliki tanah yang sangat luas dan datar, sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun pangkalan udara yang besar dan dapat diperluas lagi di kemudian hari.
Proyek pembangunan yang berikutnya disebut sebagai “Proyek Waru” tersebut merupakan proyek pembangunan lapangan terbang pertama sejak Indonesia merdeka. Proyek ini bertujuan menggantikan pangkalan udara yang tersedia di Surabaya adalah landasan udara peninggalan Belanda di Morokrembangan dekat Pelabuhan Tanjung Perak, yang sudah berada di tengah permukiman yang padat dan sulit dikembangkan. Pelaksanaan proyek Waru, melibatkan tiga pihak utama, yaitu: Tim Pengawas Proyek Waru (TPPW) sebagai wakil pemerintah Indonesia, Compagnie d’Ingenieurs et Techniciens (CITE) sebagai konsultan, dan Societe de Construction des Batinolles (Batignolles) sebagai kontraktor. Kedua perusahaan asing terakhir, merupakan perusahaan asal Perancis. Dalam kontrak yang melibatkan tiga pihak tersebut, ditentukan bahwa proyek harus selesai dalam waktu empat tahun (1960-1964).
Untuk membangun pangkalan udara dengan landasan pacu yang besar (panjang 3000 meter dan lebar 45 meter) ini membutuhkan pembebasan lahan yang luas keseluruhannya mencapai sekitar 2400 hektar. Lahan tersebut tidak hanya berbentuk tanah, tetapi juga sawah dan rawa. Selain itu juga dibutuhkan pasir dan batu dalam jumlah yang besar. Pasirnya digali dari Kali Porong dan batunya diambil dari salah satu sisi Bukit Pandaan yang, kemudian diangkut dengan ratusan truk proyek menuju Waru. Jumlah pasir dan batu yang diperlukan sekitar 1.1200.000 meter kubik atau 1.800.000 ton. Konon Jumlah pasir sebanyak itu bisa digunakan untuk memperbaiki jalan Jakarta-Surabaya sepanjang 793 Km dengan lebar 5 m dan kedalaman 30 cm. Sedangkan jarak tempuh seluruh truk proyek, bila digabungkan adalah sekitar 25 juta Km atau 600 kali keliling bumi.
Dengan kegiatan proyek yang berlangsung siang-malam dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak (Pemerintah Kota Surabaya, Komando Resor Militer (Korem) Surabaya, Otoritas Pelabuhan dan masyarakat pada umumnya), akhirnya proyek tersebut dapat diselesaikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Pada tanggal 22 September 1963, berarti tujuh bulan lebih cepat, landasan tersebut sudah siap untuk digunakan. Sehari kemudian satu sortie penerbangan, yang terdiri empat pesawat Fairey Gannet ALRI, di bawah pimpinan Mayor AL (Pnb) Kunto Wibisono melakukan uji coba pendaratan untuk pertama kalinya.
Di tengah proses pembangunan bandara ini, sempat terjadi krisis masalah keuangan. Ketika itu bahkan pihak Batignolles sempat mengancam untuk hengkang. Penanganan masalah ini pun sampai ke Presiden Sukarno. Dan Presiden Sukarno kemudian memberikan mandat kepada Waperdam I Ir. Djuanda untuk mengatasi masalah ini hingga proyek ini selesai. Pada tanggal 15 Oktober 1963, Ir. Djuanda mendarat di landasan ini dengan menumpangi Convair 990 untuk melakukan koordinasi pelaksanaan proyek pembangunan. Tidak lama setelah itu, pada tanggal 7 November 1963 Ir. Djuanda wafat. Karena dianggap sangat berjasa atas selesainya proyek tersebut dan untuk mengenang jasa-jasa dia, maka pangkalan udara baru tersebut diberi nama Pangkalan Udara Angkatan Laut (LANUDAL) Djuanda dan secara resmi dibuka oleh Presiden Sukarno pada tanggal 12 Agustus 1964. Selanjutnya pangkalan udara ini digunakan sebagai pangkalan induk (home base) skuadron pesawat pembom Ilyushin IL-28dan Fairey Gannet milik Dinas Penerbangan ALRI.
Dalam perkembangannya muncul keinginan maskapai Garuda Indonesia Airways (GIA) untuk mengalihkan operasi pesawatnya (Convair 240, Convair 340 dan Convair 440) dari lapangan terbang Morokrembangan yang kurang memadai ke Djuanda. Namun, karena dalam pembangunannya tidak direncanakan untuk penerbangan sipil, Lanudal Djuanda tidak memiliki fasilitas untuk menampung penerbangan sipil sehingga kemudian otoritas pangkalan saat itu berinisiatif merenovasi gudang bekas Batignolles untuk dijadikan terminal sementara. Dan jadilah Lanudal Djuanda melayani penerbangan sipil yang pengelolaannya sejak 7 Desember 1981 dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI. Pada 1 Januari 1985, pengelolaan bandara komersial ini dialihkan kepada Perum Angkasa Pura I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1984. Seiring waktu berjalan, frekuensi penerbangan sipil disana pun bertambah. Hingga akhirnya dibangun terminal khusus untuk melayani penerbangan sipil dan melayani juga penerbangan internasional. Pada 24 Desember 1990, Bandara Juanda ditetapkan sebagai bandara internasional dengan peresmian terminal penerbangan internasional.
Statistik (2017)
| ||||
|
b. denah bandara
DOMESTIK
INTERNASIONAL
c. Parkir bandara
Tipe kendaraan
|
1 jam pertama
|
Setiap jam berikutnya sd. 5 jam
|
6 jam sd. 12 jam
|
inap
|
Denda (karcis hilang)
|
Roda 2
|
Rp. 5,000
|
-
|
-
|
Rp. 35,000
|
Rp. 75,000
|
Roda 4
|
Rp. 10.000
|
Rp. 3,000
|
Rp. 25,000
|
Rp. 100,000
|
Rp. 120,000
|
Roda 6
|
Rp. 12.000
|
Rp. 4,000
|
Rp. 50,000
|
Rp. 120,000
|
Rp. 150,000
|
d. Transportasi publik
NO
|
TUJUAN
|
TARIF
|
1
|
Bandara juanda-terminal purabaya
|
Rp. 25,000
|
2
|
Bandara juanda-terminal tanjung perak
|
Rp. 25,000
|
3
|
Bandara juanda-terminal bunder gresik
|
Rp. 40,000
|
e. Transportasi khusus
f. Transportasi darat
Jalan Raya dan Toll
Bandara Juanda terkoneksi dengan Jalan Tol Waru-Juanda menuju ke Surabaya sepanjang 15 km, yang menghubungkan Juanda dengan sistem jalam toll Surabaya-Gresik, Surabaya-Malang dan Surabaya-Mojokerto.
Bandara ini juga dihubungkan dengan Jalan Raya Waru untuk ke Surabaya dan Jalan Letjen S. Parman ke Sidoarjo.
Bus
Bus DAMRI disediakan oleh pemerintah setempat untuk mengantarkan penumpang dengan Terminal Purabaya ke Surabaya yang dimulai sejak bulan November 2006.
Taksi
Taksi Primkopal Juanda memberlakukan tarif tetap ke berbagai macam tujuan di kota Surabaya dan daerah sekitarnya termasuk Malang, Blitar, Jember, Tulungagung. Berbeda dengan bandara lainnya di Indonesia. Tiket taksi dapat dibeli di loket yang terletak di pintu keluar bandara.
Kereta Monorel
Kereta Monorel akan dibangun dan diresmikan bersamaan dengan terminal 3 dan 4. Panjang relnya sekitar 20 km. Nantinya, akan memiliki 29 halte yang jarak tiap haltenya antara 1,5 km hingga 2 km. Monorel ini juga memiliki 2 gerbong yang berkapasitas 200 orang.
Sewa Mobil
Terdapat penyewaan mobil beserta supir dengan harga relatif terjangkau, dan merupakan transportasi alternatif bila ingin berkeliling Surabaya maupun ke kota terdekat seperti Malang. Kios-Kios penyewaan yang telah disertifikasi terdapat di bagian pengambilan bagasi. Berhati-hati bila ditawarkan penyewaan harga miring oleh orang-orang diluar terminal, karena sering terjadi kasus diturunkan ditengah jalan maupun penculikan.
Selain itu terdapat beberapa agen travel dari berbagai penjuru kota jawa timur diantaranya dari kota Surabaya, Malang, Jember, Madiun dan kota lainnya
g. Terminal bandara
Terminal 1
Terminal 1 Bandara Juanda dibuka pada tahun 2006. Terminal ini terletak di sebelah utara landasan pacu. Terminal ini terbagi menjadi terminal 1A dan 1B. Terminal 1A untuk keberangkatan Citilink, Batik Air, Airfast Indonesia, dan untuk keberangkatan Umroh. Terminal 1B untuk keberangkatan Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Kalstar,Trigana Air, Susi Air, dan Travira Air. Beberapa tahun kemudian, semakin banyak rute penerbangan dari dan ke Surabaya. Baik domestik, maupun internasional. Hal ini membuat terminal ini menjadi overload. Kapasitas sebenarnya hanya 6 juta penumpang/tahun. Namun pada tahun 2013, jumlah penumpang yang berangkat dan datang menjadi 17 juta penumpang/tahun. Akhirnya pemerintah memutuskan membangun terminal 2 yang berada di terminal lama bandara juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2.
Terminal 2
Terminal 2 mulai dibangun sejak tahun 2011 yang berada di terminal lama bandara Juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Terminal ini dibangun untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 yang sudah overload. Terminal ini dipakai untuk keberangkatan Domestik Garuda Indonesia, dan Indonesia AirAsia, dan keberangkatan Internasional Garuda Indonesia, Indonesia AirAsia, Indonesia AirAsia X, Lion Air, AirAsia, Jetstar, Singapore Airlines, Silk Air, Cathay Pacific, China Airlines, dan lain-lain. Setelah tertunda beberapa bulan, terminal ini dijadwalkan beroperasi tanggal 14 Februari2014. Namun karena abu letusan Gunung Kelud, terminal ini ditunda operasinya hingga beberapa hari. Terminal ini akan menampung 6 juta penumpang/tahun.
Terminal 3
Terminal 3 mulai dibangun sejak awal tahun 2015 [1]. Terminal ini terletak di sebelah timur Terminal 1 Juanda. Terminal ini dibangun demi mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 dan 2 yang sudah overload. Rencananya, terminal ini akan beroperasi pada tahun 2018. Terminal ini memiliki landasan pacu tersendiri, berbeda dengan Terminal 1 dan 2 yang hanya memiliki sebuah landasan pacu. Terminal ini berkonsep Airport City dan dilengkapi pusat perbelanjaan, kereta monorel, dan akses bawah tanah ke terminal 1 dan 2 serta Jalan Tol Waru-Juanda
h. penghubung bandara dengan pesawat
Garbarata (kadang juga disebut tangga belalai) adalah jembatan yang berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari pesawat. Tergantung pada desain bangunan, ketinggian, memicu posisi, dan persyaratan operasional, mungkin dibuat menetap atau bergerak, berayun radial atau memperpanjang panjang. Garbarata diciptakan oleh Frank Der Yuen.
Sebelum pengenalan garbarata, penumpang biasanya naik pesawat dengan berjalan di sepanjang jalan tanah-tingkat dan mendaki tangga bergerak, atau naik airstairs pada pesawat sehingga dilengkapi. Garbarata pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandar Udara Internasional San Francisco.
Namun demikian, meskipun keberadaan garbarata menjadi penanda modernnya sebuah bandara, ada alasan tertentu mengapa garbarata tidak dipasang, antara lain karena ketersediaan lahan parkir, padatnya jadwal penerbangan dan penggunaan garbarata. Ada satu waktu di mana ketika penumpang menginginkan garbarata, terkadang menyebabkan terlambatnya penerbangan karena garbarat perlu persiapan memasangkan ke mulut pintu pesawat
Pembangunan fisik Terminal Dua (T2) Domestik Bandara Internasional Juanda telah mencapai 100 persen sejak 4 November 2013. dua unit Garbarata (jalan penghubung antara pesawat dan penumpang di ruang tunggu) juga sudah terpasang di area apron.
Total Garbarata yang difungsikan di T2 ada 12 unit, di terminal domestik enam unit yang terdiri dari empat Garbarata single dan satu twin. Sedangkan di terminal internasional secara keseluruhan ada enam unit yang terdiri dari tiga pasang twin Garbarata.
Selain pemasangan dua unit Garbarata yang sudah tuntas, pengerjaan di air side juga sedang memasang float light (tiang lampu) sebanyak enam unit, tiga unit sudah terpasang di service road dan apron.
BANDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI (T3)
MOH. SYAFRIL IMAM
BANDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI (SEMARANG)
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani (bahasa Inggris: Ahmad
Yani International Airport)
(IATA: SRG, ICAO: WAHS),
adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Nama bandara
ini diambil dari salah satu nama pahlawan revolusi Indonesia, Achmad Yani.
Peresmian menjadi bandara internasional berlangsung dalam penerbangan
perdana Garuda Indonesia ke Singapura bulan Maret 2004.
Pada awalnya Bandara Achmad Yani adalah
pangkalan udara TNI Angkatan Darat, dahulu lebih dikenal dengan
Pangkalan Udara Angkatan Darat Kalibanteng. Berdasarkan
Surat Keputusan Bersama Panglima Angkatan Udara, Menteri Perhubungan dan
Menteri Angkatan darat tanggal 31 Agustus 1966, maka Pangkalan Udara AD diubah
statusnya menjadi Pangkalan Udara Bersama Kalibanteng Semarang. Namun karena
peningkatan frekuensi penerbangan sipil, maka pada tanggal 1 Oktober 1995,
Bandar Udara Achmad Yani Semarang menjadi salah satu Bandar Udara di bawah
PT Angkasa Pura.
Bandara Achmad Yani berubah menjadi bandara internasional pada tahun 2004
setelah Garuda Indonesiamembuka
rute Semarang-Singapura.
Sekarang, Bandara Internasional Achmad Yani
memiliki satu terminal di sebelah selatan landasan pacu, dengan satu pintu
masuk dan keberangkatan masing-masing untuk penerbangan domestik dan
internasional. Terminal ini memiliki luas 2.657 m2 dan kapasitas dalam negeri
180 penumpang. Fasilitasnya meliputi toko cinderamata, gerai makanan, bank,
money changer, hotel dan travel booking, layanan taksi dan penyewaan mobil. Bandara
ini juga memiliki landasan 2.560 x 45 meter.
Statistik (2018)
|
||||||
|
b. Rencana masa depan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memulai proyek ini pada
tahun 2005.
Bandar Udara Internasional Achmad Yani nantinya akan memiliki fasilitas berikut
ini:
- Perpanjangan landasan — Landasan sepanjang 3.260 m yang
mampu menampung Airbus A330, Boeing
747, Boeing 777, dan Boeing
787 yang baru-baru ini diresmikan oleh Gubernur Jawa
Tengah.
- Terminal baru yang lebih besar — Terminal baru ini akan
dibangun di sebelah utara runway, seluas 27.500 m2 yang
akan mampu menampung 3.000.000 penumpang. Dan juga akan dilengkapi dengan
25 counter check-in dan 3 garbarata.
- Apron seluas 61.344 m2 yang
mampu menampung 10 pesawat berbadan lebar. Perluasan ini dijadwalkan
selesai bulan Juli 2013.
- Pembangunan akses jalan tol seperti Jalan
Tol Bandara Achmad Yani dari Kaliwungu,
Kendal & Mangkang,
Semarang terhubung dengan Tol
Semarang-Batang dengan panjang 14 km.
c. Denah bandara
DOMESTIK
INTERNASIONAL
d. Parkir bandara
KETERANGAN
|
MOTOR
|
MOBIL
|
Lokasi parkir
|
Seberang Gedung Terminal Bandara
Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang
|
Seberang Gedung Terminal Bandara
Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang
|
Jenis area parkir
|
Aspal (area terbuka)
|
Gedung parkir dan area luar
(terbuka)
|
Luas area parkir
|
2.357 m2
|
19.084 m2 (min. requirement)
|
Kapasitas area parkir
|
720 motor
|
514 mobil dan 18 bus
|
e. Transportasi publik
Bus Rapid
Trans (BRT)
· Koridor I : Terminal Mangkang -
Pemuda - Terminal Penggaron
· Koridor II : Terminal Sisemut -
Pemuda - Terminal Terboyo
· Koridor III : Pelabuhan Tanjung Emas - Akpol - Elizabeth
· Koridor IV : Terminal Cangkiran -
Imam Bonjol Udinus - Stasiun Tawang
· Koridor V : Meteseh - Simpang Lima - Bandara Jenderal Ahmad Yani - PRPP
· Koridor Bandara : Bandara Jenderal Ahmad Yani - Simpang Lima
· Koridor VI : Undip Tembalang -
Elizabeth - Unnes Sekaran
· Koridor VII : Terminal Terboyo -
Woltermonginsidi - Soekarno Hatta - Pemuda
Tarif BRT :
· Pelajar/Mahasiswa = Rp 1.000
· Umum = Rp. 3.500
· Pelajar, Mahasiswa, Pengguna KIA (Kartu
Identitas Anak, dan Anak dibawah 6 Tahun) = Rp. 1.000
Transportasi Publik Taksi
JAM OPERASIONAL
|
LOKASI COUNTER
TAKSI
|
ZONA (TARIF/ARGO)
|
06.00 - 24.00 WIB
|
Selasar pick
up zone Terminal Baru Bandara
Ahmad Yani
|
Mulai dari Rp 35.000,-
|
f. Fasilitas bandara
TOILET
Tahukah kalian bahwa
sebentar lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang
berada di sebelah utara?
Bandara Ahmad Yani Semarang yang sebelumnya hanya memiliki 9 titik toilet umum dan 2 titik toilet difabel, di terminal baru nanti telah disediakan 11 titik toilet umum dan 11 titik toilet difabel. Luasan toilet di terminal baru pun lebih besar jika dibandingkan dengan toilet di bandara lama.
Bandara Ahmad Yani Semarang yang sebelumnya hanya memiliki 9 titik toilet umum dan 2 titik toilet difabel, di terminal baru nanti telah disediakan 11 titik toilet umum dan 11 titik toilet difabel. Luasan toilet di terminal baru pun lebih besar jika dibandingkan dengan toilet di bandara lama.
GARBARATA
Tahukah kalian bahwa
sebentar lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang
berada di sebelah utara?
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang memiliki fasilitas yang sebelumnya tidak tersedia di bandara lama, salah satunya garbarata. Garbarata adalah jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat.
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang memiliki fasilitas yang sebelumnya tidak tersedia di bandara lama, salah satunya garbarata. Garbarata adalah jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat.
BAGASI
Tahukah kalian bahwa
sebentar lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang
berada di sebelah utara?
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang memiliki fasilitas yang sebelumnya tidak tersedia di bandara lama, salah satunya garbarata. Garbarata adalah jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat.
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang memiliki fasilitas yang sebelumnya tidak tersedia di bandara lama, salah satunya garbarata. Garbarata adalah jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat.
AREA KOMERSIAL
Tahukah kalian bahwa sebentar
lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang berada di
sebelah utara?
Bandara Ahmad Yani Semarang bekerjasama dengan para mitra usaha dan mitra kerja untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu area komersial di Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang didesain lebih modern. Gambar diatas merupakan area yang nantinya direncanakan menjadi area komersial
Bandara Ahmad Yani Semarang bekerjasama dengan para mitra usaha dan mitra kerja untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu area komersial di Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang didesain lebih modern. Gambar diatas merupakan area yang nantinya direncanakan menjadi area komersial
EXIBITION
Tahukah kalian bahwa
sebentar lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang
berada di sebelah utara?
Bandara Ahmad Yani yang sebelumnya hanya dapat menampung 800.000 penumpang setiap tahunnya, di terminal baru nanti dapat menampung sebanyak 6 - 7 juta penumpang pertahun. Bagaimana pendapat kalian tentang penamilan baru dari Bandara Ahmad Yani?
Bandara Ahmad Yani yang sebelumnya hanya dapat menampung 800.000 penumpang setiap tahunnya, di terminal baru nanti dapat menampung sebanyak 6 - 7 juta penumpang pertahun. Bagaimana pendapat kalian tentang penamilan baru dari Bandara Ahmad Yani?
AREA KEBERANGKATAN
Tahukah kalian bahwa
sebentar lagi Bandara Ahmad Yani Semarang akan pindah ke Terminal Baru yang
berada di sebelah utara?
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang dibangun elegan dengan konsep ‘diatas air’. Gambar diatas merupakan penampakan dari departure area atau yang biasa dikenal dengan area keberangkatan.
Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang dibangun elegan dengan konsep ‘diatas air’. Gambar diatas merupakan penampakan dari departure area atau yang biasa dikenal dengan area keberangkatan.
g. Istilah pada bandara
Apa yang Dimaksud Chek In?
Yang dimaksud check in dalam penerbangan
komersial adalah proses konfirmasi calon penumpang pesawat kepada pihak
maskapai sesaat sebelum menaiki pesawat yang akan terbang.
Chek in dapat dilakukan secara manual dengan cara mendaftarkan
diri pada petugas maskapai di bandara atau secara mandiri melalui mesin check
in yang ada di bandara. Selain itu check in juga
dapat dilakukan secara online melalui internet
Apa Itu Bording Pass?
Boarding pass dalam istilah penerbangan
komersial adalah dokumen akses menaiki pesawat yang diberikan pihak maskapai
penerbangan kepada penumpang yang telah melakukan konfirmasi
keberangkatan (check in). Jika anda melakukan check in secara
online, anda dapat mencetak sendiriboarding pass anda.
Apakah Boarding Pass Penting?
Boarding pass digunakan sebagai dokumen resmi untuk memasuki gerbang (gate)penumpang
dan saat memasuki pesawat. Petugas akan memeriksa boarding pass anda
saat anda memasuki gerbang (gate) penumpang dan saat anda
memasuki pesawat. Anda tidak akan diizinkan untuk memasuki gerbang (gate)
penumpang jika tidak bisa menunjukkan boarding pass anda. Boarding pass juga
digunakan oleh pihak otoritas bandara untuk memantau keberadaan setiap orang
yang menggunakan jasa penerbangan untuk kepentingan kemanan. Dengan
memiliki boarding pass anda akan lebih mudah untuk mendapatkan
bantuan petugas saat anda kesulitan untuk menemukan akses ke pesawat
anda. Boarding pass berisi sejumlah informasi penting mengenai
keberangkatan (departure), antara lain:
- Nama calon penumpang
- Nomor penerbangan
- Kelas
- Waktu boarding (bording time)
- Jam keberangkatan
- Gerbang (gate)
- Nomor seat (kursi penumpang)
- Kota asal penerbangan
- Kota tujuan penerbangan
- Permintaan khusus (jika ada)
- Nomor boarding pass
- Bar code
- Nama dan logo maskapai penerbangan
- Pesan untuk calon penumpang
Garbarata ?
(kadang juga disebut tangga belalai)
adalah jembatan yang
berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu
pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari
pesawat. Tergantung pada desain bangunan, ketinggian, memicu posisi, dan
persyaratan operasional, mungkin dibuat menetap atau bergerak, berayun radial
atau memperpanjang panjang. Garbarata diciptakan oleh Frank Der Yuen.
Sebelum pengenalan garbarata, penumpang biasanya
naik pesawat dengan berjalan di sepanjang jalan tanah-tingkat dan mendaki
tangga bergerak, atau naik airstairs pada pesawat sehingga dilengkapi.
Garbarata pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandar Udara Internasional San
Francisco.
Namun demikian, meskipun keberadaan garbarata
menjadi penanda modernnya sebuah bandara, ada alasan tertentu mengapa garbarata
tidak dipasang, antara lain karena ketersediaan lahan parkir, padatnya jadwal
penerbangan dan penggunaan garbarata. Ada satu waktu di mana ketika penumpang
menginginkan garbarata, terkadang menyebabkan terlambatnya penerbangan karena
garbarat perlu persiapan memasangkan ke mulut pintu pesawat
h. karakteristik ATC
Air Traffic Controller (ATC) adalah penyedia layanan yang mengatur
lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu
dekat satu sama lain dan tabrakan. ATC merupakan pengatur lalu lintas udara
yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan
menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas
separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic
flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat,
dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau
informasi cuaca, traffic information, navigation
information, dll). Selain tugas-tugas ATC yang mempunyai tanggung jawab yang
besar, ATC juga mempunyai batas kendali, yaitu kendali darat dan kendali udara.
Wilayah kendali darat mencakup seluruh pergerakan di dalam airside
Airport. Pengendalian dalam wilayah udara mencakup arrivals,
instrument approach, visual approach, take off, landing, dan transisi
kontrol dari sebuah aerodrome ke aerodrome lain.
Selain wilayah kendali yang begitu luas, ATC juga dituntut untuk dapat
menjalankan peraturan yang disediakan sesuai dengan tujuan pelayanan
lalu-lintas udara.
i. Pembagian ruangan pada gedung bandara
LEVEL 1
|
||
|
||
|
|
||
|
||
|
|
||
|
||
|
|
||
|
||
|
|
||
|
||
|
LEVEL 2
|
Langganan:
Postingan (Atom)
KARAKTERISTIK PESAWAT UDARA T5
di susun oleh moh. syafril imam PESAWAT UDARA Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersa...
-
Kimia Soal ujian tengah semester kimia Teknik 1. Pada suhu dan tekanan standar , gas CO2 dialirkan kedalam larutan jenuh kalsium hidrok...
-
Rumus Pythagoras untuk Mencari Sisi Miring Segitiga Siku-siku Teorema Pythagoras atau yang sering disebut Dalil Pythagoras adalah sebuah ...
-
di susun oleh moh. syafril imam PESAWAT UDARA Pesawat terbang adalah pesawat udara yang lebih berat dari udara, bersa...