DI SUSUN OLEH
MOH. SYAFRIL IMAM
1)
APRON
Apron adalah pelataran pesawat (bahasa
Inggris: apron) yang merupakan bagian dari bandar udara yang
digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran
pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi
penumpang pesawat terbang.
Lombok
Tengah (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok di Praya,
Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai mengoperasikan apron baru
jelang pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali pada
8-14 Oktober 2018.
"Kami berharap dengan beroperasinya penambahan apron di Lombok International Airport (LIA) dapat menyukseskan pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali," kata General Manager Lombok International Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita, Jumat.
Ia mengatakan, pembangunan apron itu dalam upaya LIA untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan kepada para pengguna jasa kebandarudaraan. Salah satunya melalui peningkatan fasilitas kapasitas parkir pesawat.
Ardita menjelaskan, pembangunan apron BIL di mulai sejak Maret 2018 dengan 4 parking stand yang berada di sisi timur seluas 171,5 m x 144,2 m. Sedangkan untuk 4 parking stand yang berada disisi barat mulai di bangun pada Juni 2018 seluas 171,5 m x 139,5 meter.
Sebelumnya LIA telah mempunyai 10 parking stand dan kini telah resmi mempunyai kapasitas parkir pesawat sebanyak 18 parking stand.
"Delapan parking stand ini resmi dioperasionalkan oleh Sekretaris Daerah Lombok Tengah," ujarnya.
Diketahui LIA berkesempatan menjadi tempat parkir pesawat para delegasi pertemuan IMF-World Bank di Bali pada tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018 yang akan dihadiri oleh 189 negara. Dalam rangka menyukseskan acara tersebut 8 parking stand yang baru ini akan digunakan untuk parkir pesawat yang membawa para delegasi.
"Ini juga momentum yang pas untuk mempromosikan Lombok dalam kegiatan tersebut. Terlebih lagi bahwa pariwisata Lombok tak kalah indah dari pulau dewata Bali," ucapnya.
"Penambahan kapasitas ini juga memacu kami untuk terus mendatangkan penerbangan-penerbangan baru ke Pulau Lombok," tambah I Gusti Ngurah Ardita.
"Kami berharap dengan beroperasinya penambahan apron di Lombok International Airport (LIA) dapat menyukseskan pertemuan IMF-World Bank 2018 di Bali," kata General Manager Lombok International Airport (LIA) I Gusti Ngurah Ardita, Jumat.
Ia mengatakan, pembangunan apron itu dalam upaya LIA untuk terus meningkatkan fasilitas dan layanan kepada para pengguna jasa kebandarudaraan. Salah satunya melalui peningkatan fasilitas kapasitas parkir pesawat.
Ardita menjelaskan, pembangunan apron BIL di mulai sejak Maret 2018 dengan 4 parking stand yang berada di sisi timur seluas 171,5 m x 144,2 m. Sedangkan untuk 4 parking stand yang berada disisi barat mulai di bangun pada Juni 2018 seluas 171,5 m x 139,5 meter.
Sebelumnya LIA telah mempunyai 10 parking stand dan kini telah resmi mempunyai kapasitas parkir pesawat sebanyak 18 parking stand.
"Delapan parking stand ini resmi dioperasionalkan oleh Sekretaris Daerah Lombok Tengah," ujarnya.
Diketahui LIA berkesempatan menjadi tempat parkir pesawat para delegasi pertemuan IMF-World Bank di Bali pada tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018 yang akan dihadiri oleh 189 negara. Dalam rangka menyukseskan acara tersebut 8 parking stand yang baru ini akan digunakan untuk parkir pesawat yang membawa para delegasi.
"Ini juga momentum yang pas untuk mempromosikan Lombok dalam kegiatan tersebut. Terlebih lagi bahwa pariwisata Lombok tak kalah indah dari pulau dewata Bali," ucapnya.
"Penambahan kapasitas ini juga memacu kami untuk terus mendatangkan penerbangan-penerbangan baru ke Pulau Lombok," tambah I Gusti Ngurah Ardita.
Pasca
Lombok-Sumbawa di landa bencana gempa bumi yang memporak-porandakan rumah dan
fasilitas umum serta memakan korban jiwa. Semua pihak menaruh perhatian untuk
membantu dalam me recovery agar Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali bangkit.
Begitu
halnya dilakukan PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Internasional Airport (LIA).
DalaM mendukung bangkitnya Pariwisata Lombok-Sumbawa, terus menata dan
mempercantik fasilitas maupun infrastruktur dengan harapan menjamin kenyamanan
pengunjung.
General
Manager PT AP I Bandara LIA, I Gusti Ngurah Arditha menyampaikan, pembangunan
fasilitas infrastruktur bandara semata-mata ingin memberikan pelayanan yang
baik kepada pengunjung karena, NTB sudah menjadi perhatian dunia setelah adanya
pemgembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kuta Lombok.
“Fasilitas
dan Infrastruktur Bandara terus disiapkan. Malah tanggal 16 mendatang proses pembangunan
beberapa item pendukung kenyamanan pengunjung tuntas malah siap dioperasikan.
Intinya bandara dalam konsep pengembangan, tidak pernah berhenti,” ungkapnya.
Dia
menjelaskan, Ada pun fasilitas yang dibangun yakni penambahan Garbarata, itu
sudah jadi. Setelah itu, dalam waktu dekat akan dilakukan pembangun terminal
seluas 20.000 meter persegi, desain sudah siap. Sehingga, titik Pier tetap
ditengah, bagian Timur (kanan, red) diperuntukkan pintu International.
Sedangkan bagian Barat (kiri, red) untuk domestic.
Konsep itu
dibuat karena, penerbangan Asing yang dilihat pertama adalah Garbarata. Akan
tetapi, dirinya menjamin pihak Airlines mendapatkan Garbarata, kalau pun
demikian akan dilihat dari perkembangan pihak Airlines.
“Apron kita
nambah untuk Delapan pesawat, taxiway sudah dikerjakan yang C, kapasitas runway
sangat baik. Sehingga, sebelumnya aktivitas pesawat 12 per jam, kedepan mampu
sebanyak 16-18 pesawat per jam,” kata dia.
2) TAXIWAY
Taxiway adalah jalan penghubung antara
landas pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar),
terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara
Arditha mengaku, malah pemikik motorGP saja sudah mengakui
bahwa Bandara lombok siap terima kunjungan penggemar motorGP.
Dia kembali memaparkan mengenai item sarana prasarana yang akan dikerjakan antara lain berupa apron dua, parking stand, exit way, penyempurnaan fasilitas airside terkait beserta fasilitas penunjangnya.
Dia kembali memaparkan mengenai item sarana prasarana yang akan dikerjakan antara lain berupa apron dua, parking stand, exit way, penyempurnaan fasilitas airside terkait beserta fasilitas penunjangnya.
Pengerjaan
proyek ini akan dilakukan secara simultan dimulai dari perbaikan tanah,
pembuatan taxiway, peningkatan daya dukung taxiway alpha, perluasan turning
area runway 13 dan 31, perluasan service road hingga pekerjaan mekanikal dan
elektrikal lainnya.
“Untuk
pekerjaan mekanikal dan elektrikal, scope pekerjaannya adalah bagian apron dan
taxiway edge light, apron flood light, sign parking stand taxiway guiding sign,
peninggi lampu taxiway alpha serta runway turning light,” terangnya .
Informasi
yang diserap, nilai kontrak proyek ini sebesar Rp238 miliar. Target proyek ini
bisa selesai tahun depan.
Pengembangan sarana prasarana Bandar Udara Internasional
Lombok ini dilakukan seiring dengan semakin banyaknya penerbangan dari dan
menuju Lombok dari tahun ke tahun.
Perluasan dan perbaikan fasilitas penunjang tersebut akan berdampak pada lancarnya lalu lintas pesawat di bandara yang akan mengurangi potensi keterlambatan/delay serta kecelakaan pesawat di bandara.(TN-04)
Perluasan dan perbaikan fasilitas penunjang tersebut akan berdampak pada lancarnya lalu lintas pesawat di bandara yang akan mengurangi potensi keterlambatan/delay serta kecelakaan pesawat di bandara.(TN-04)
3)
LANDAS PACU
Landas pacu (bahasa Inggris: Runway) adalah
suatu daerah persegi panjang yang ditentukan pada bandar udara di daratan atau
perairan yang dipergunakan untuk pendaratan dan lepas landas pesawat
udara
Runway atau landasan pacu
pesawat di Lombok International Airport (LIA) sepanjang 2.750 meter akan
ditambah 500 meter. Meningkat dua kali lipat dari rencana awal penambahan yang
hanya 250 meter. ”Sehingga, kalau ditotalkan menjadi 3.250 meter,” beber
General Manager (GM) PT Angkasa Pura I (AP) LIA Nugroho Jati, kemarin (11/4).
Kini tengah dalam proses
perencanaan, diperkirakan akhir tahun ini proses pembangunannya dimulai.
Sebelum tahun 2021 ditargetkan sudah bisa difungsikan. Tak hanya itu,
penambahan fasilitas lainnya seperti, perluasan areal parkir pesawat, terminal,
hingga areal parkir kendaraan diharapkan rampung pada saat bersamaan.
Proses itu dikatakannya
berkaitan erat dengan perhelatan MotoGP. ”Mohon dukungan pemerintah provinsi,
Pemkab dan warga pada umumnya,” serunya.
Terkait itu, Sekda Loteng
HM Nursiah mengatakan, semua pihak di Gumi Tatas Tuhu Trasna kini tengah
berpacu dengan waktu, menghadapi perhelatan MotoGP. Mulai dari penataan
bandara, penataan KEK Mandalika, pembangunan rumah sakit berstandar
internasional, persiapan pembangunan infrastruktur dari LIA, menuju KEK hingga
pengembangan SDM.
Dia juga berpesan, agar seluruh warga Loteng mendukung
setiap kebijakan pemerintah. Dia mengingatkan dampak pagelaran akbar balap
motor paling bergengsi sejagad itu, akan mendatangkan wisatawan dai seluruh
dunia. Mereka pasti akan menggerakkan roda ekonomi masyarakat, tidak saja
Loteng, tapi NTB dan Indonesia pada umumnya. ”Dari sekarang, mari kita jaga
kondusifitas daerah, keamanan, dan ketertiban masyarakat,” serunya.(dss/r9)
4) OBSTACLE
AREA
Obstacle-free zone
(ofz) adalah volume 3d ruang udara di bawah 150 kaki (46 m), di atas ketinggian
bandara yang ditetapkan yang melindungi untuk transisi pesawat ke dan dari
landasan pacu. Standar kliring obstacle free zone (ofz) menghalangi taksi dan
pesawat terbang yang diparkir dan penetrasi objek, kecuali untuk lokasi bantuan
navigasi frangible (navaid) yang diperbaiki berdasarkan fungsi. Itu berpusat di
atas landasan pacu dan garis tengah landasan pacu diperpanjang dan dimaksudkan
untuk memberikan perlindungan izin untuk pendaratan pesawat atau lepas landas
dari landasan pacu dan untuk pendekatan yang tidak terjawab. Ofz dibagi
menjadi:
Runway ofz, wilayah
udara di atas permukaan berpusat di runway centerline
Ofz pendekatan
dalam, berpusat pada garis tengah landasan pacu yang diperluas dan hanya
berlaku untuk landasan pacu dengan sistem pencahayaan pendekatan
Ofz transisional
dalam, wilayah udara di atas permukaan yang terletak di tepi luar runway ofz
dan ofz pendekatan dalam; hanya berlaku untuk landasan pacu dengan visibilitas
pendekatan minimum lebih rendah dari 3⁄4 mil (1,2 km)
5)
ATC
Pemandu Lalu
Lintas Udara
(Air Traffic Controller, ATCer) atau Pemandu Lalu Lintas Penerbangan adalah merupakan profesi/bidang pekerjaan yang umumnya berfungsi memberikan layanan
pemanduan lalu lintas di udara, terutama terhadap lalu lintas penerbangan pesawat udara, seperti pesawat terbang, helikopter dan lainnya. Pesawat udara harus melalui jalu-jalur penerbangan (airways) yang telah
ditentukan dan sama sekali tidak diperkenankan menyimpang dari airways [2][3] kecuali dengan izin (clearance) dari ATC[3], ada alat bantu navigasi di darat dan peralatan navigasi di pesawat yang dapat dijadikan panduan agar pesawat berada pada
jalur yang benar [3], ATC mengawasinya antara lain dengan radio komunikasi antara
pengawas penerbangan dengan pilot atau penerbang dan dibantu juga dengan
menggunakan radar[3], agar proses navigasi pesawat dapat terbantu dari titik keberangkatan hingga tujuan,
demikian pula keperluan pengamatan terhadap penerbangan. Peran Pemandu Lalu Lintas Udara merupakan komponen penting
dalam pemberian pelayanan lalu lintas penerbangan, pencegahan agar pesawat
udara tidak terlalu dekat satu dan lainnya, pencegahan terjadinya tabrakan
antar pesawat udara, pencegahan terjadinya tabrakan antar pesawat udara dengan
halangan dan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic
Controller juga memiliki
peran penting dalam efisiensi serta kelancaran arus lalu lintas penerbangan.
ATC adalah rekan kerja terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar
dalam mencapai tujuan keselamatan penerbangan. ATC membantu pilot dalam mengendalikan keadaan-keadaan darurat, memberikan
informasi yang dibutuhkan pilot selama penerbangan seperti informasi cuaca,
informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara.
6)
MAWANG
ANGIN
WIND ROSE
Wind
Rose adalah alat grafis yang digunakan oleh ahli meteorologi untuk memberikan gambaran
kecepatan dan arah angin yang biasanya terdapat di lokasi tertentu. Secara
historis, Wind Rose adalah pendahulu dari kompas mawar, karena tidak ada
perbedaan antara arah mata angin dan angin yang bertiup dari arah tersebut.
Menggunakan sistem koordinat kutub gridding, frekuensi angin selama periode
waktu tertentu oleh arah angin, dengan pita warna yang menunjukkan rentang kecepatan
angin. Arah bicara terpanjang menunjukkan arah angin dengan frekuensi terbesar.
Sebelum Wind Rose ada, dahulu untuk mengetahui arah dan
kecepatan angin kencang, orang-orang harus memasukkan arah tersebut ke dalam
peta agar pembaca tahu arah 8 angin utama (dan terkadang 8 angin setengah dan
16 angin seperempat). Tidak ada perbedaan yang dibuat antara arah mata angin
dan angin yang bertiup dari arah tersebut. Utara digambarkan dengan fleur de
lis.
Disajikan dalam format melingkar, Wind Rose menunjukkan
frekuensi angin bertiup dari arah tertentu selama periode tertentu. Panjang
masing-masing lingkaran berhubungan dengan frekuensi tiupan angin dari arah
tertentu per satuan waktu. Setiap lingkaran konsentris mewakili frekuensi yang
berbeda, yang berasal dari nol di pusat untuk meningkatkan frekuensi di
lingkaran luar. Plot angin berisi informasi tambahan, di mana masing-masing
angin dipecah menjadi arsiran warna yang menunjukkan rentang kecepatan angin.
Wind Rose atau Mawar Angin biasanya menggunakan 16 arah mata angin, seperti
utara (N), NNE, NE, dll., Meskipun mereka dapat dibagi menjadi sebanyak 32
arah. Dalam hal pengukuran sudut dalam derajat, Utara sesuai dengan 0 ° / 360
°, Timur ke 90 °, Selatan ke 180 ° dan Barat hingga 270 °.
Wind Rose dapat diaplikasikan untuk penentuan landasan
pacu pesawat. Pesawat membutuhkan informasi arah dan kecepatan angin untuk
proses pesawat terbang dan mendarat. Hal ini dikarenakan pesawat membutuhkan
arah angin yang tepat agar dapat terbang secara sempurna. Weather station juga
dapat mendeteksi kecepatan dan arah angin sehingga dapat digunakan untuk
membuat grafis wind rose.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar