KAITAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK DENGAN
WAKTU,BIAYA,
KUALITAS
Manajemen proyek adalah
salah satu cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu
suatu metode pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak
pertengahan abad ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.
Manajemen proyek adalah
usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai
secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil
penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi
kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan
sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah,
jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen
proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan
begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit
berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas
Manajemen proyek
meliputi proses perencanaan kegiatan,
pengaturan ,pelaksanaan dan
pengendalian Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian
tersebut dikenal dengan proses manajemen
Setiap
proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai
perencanaan. Untuk proyek-proyek yang merupakan pesanan konsumen, tentunya pihak
kontraktor ingin agar proyek mencapai hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak
bisa dipungkiri ada beberapa hal tak terduga yang bisa saja terjadi dan proyek
yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencegah
hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.
Pengendalian
mutu proyek dapat dikerjakan oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang
manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan
penunjukan untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager
harus disetujui oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya
akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya secara langsung kepada manager proyek.
Pengendalian
mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu,
pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
- Pada langkah perencanaan mutu
dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen, kemudian dibuatlah
rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses
pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek.
- Pada langkah pengendalian mutu,
dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus diperhatikan,
mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan
mengembangkan alat pengendalian mutu.
- Pada langkah peningkatan
kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian
antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan ini bisa
berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
Tim
pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis pengendalian mutu yang
disusun dengan cermat dan tentunya disepakati bersama. Adapun pedoman teknis
pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan pengertian pengendalian mutu
dalam proyek, prosedur pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran
pengendalian mutu, metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan
evaluasi kinerja. Pedoman teknis pengendalian mutu ini dapat dilengkapi pula
dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan pengendalian
mutu.
Metode
Pengendalian Mutu
Berhasil
atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran pengendalian dan
pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan mengalami
penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah
dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Ada
pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa
disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada
3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
- Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan
dan pengkajian dilakukan terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian
peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
- Inspeksi dan Pemeriksaan
Peralatan
Melakukan
pemeriksaan dan melakukan uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang
digunakan dalam proyek bisa berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan
saat peralatan baru saja diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu
dilakukan ketika instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi
selesai.
- Melakukan Pengujian Dengan
Sampling
Pengujian
dengan sampling dapat dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu
dilakukan dengan berpegang pada beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan
efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Pengujian
sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan
maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan kualitas proyek,
khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan
tertentu. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik
dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik
penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek.
Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan
objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling
yang diambil dan sasaran uji sampling.
Dokumen-dokumen
Untuk Pengendalian Mutu
Dalam melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek
dibutuhkan beberapa dokumen penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan
pengerjaan proyek sehingga pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan
perencanaan. Adapun dokumen-dokumen tersebut meliputi:
- Spesifikasi teknis
Spesifikasi
teknis berisikan uraian yang disusun dengan lengkap dan jelas mengenai suatu
proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa mencapai harapan semua pihak yang
terlibat di dalamnya.
- Gambar kerja
Gambar
kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam
bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus
bisa memahami gambar kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar
akurat dan detail akan sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar
kerja yang dibuat oleh seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan
syarat teknik pengerjaan proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan
biaya proyek dan perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah
diperiksa dan disetujui, barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam
pengerjaan sebuah proyek.
- Rencana mutu kontrak
Dokumen
ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek. Dokumen ini
digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan syarat-syarat
teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak. Dokumen Rencana
Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk menentukan arah
pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek yang berkualitas
sesuai dengan harapan.
- Dokumen administrasi
Memang
ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai sebuah proyek. Khususnya
untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang dibutuhkan antara lain hasil uji
lapangan, request work dan catatan-catatan.
- Instruksi teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja
yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat
dalam proyek.
Pengendalian
Langsung
Pengendalian mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya
dilakukan di belakang meja. Tim pengendalian mutu juga turun langsung ke
lapangan. Metode pengendalian secara langsung di lapangan dilakukan untuk
mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian
langsung terhadap pelaksanaan sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara
berikut ini.
- Pemantauan atau monitoring
Kegiatan
pemantauan dilakukan dengan kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan
ini untuk melakukan sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek,
penyiapan peralatan dan media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya
yang telah ditetapkan.
- Supervisi
Supervisi
adalah kegiatan yang dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah
berjalan sesuai dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
- Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan
ini dilakukan untuk mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan
batasan-batasan waktu yang telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan
kapasitas ini juga dilakukan untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing bagian pada pengerjaan proyek.
Nah,
dari uraian ini terlihat jelas pentingnya pengendalian mutu proyek terhadap
keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami dan mempersiapkan pengendalian mutu
proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang sudah ada di jalan yang tepat untuk
mencapai keberhasilan dan kualitas proyek yang sesuai dengan harapan.
TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN
PENGELOLAAN MUTU (QUALITY MANAGEMENT)
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas”
bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu
bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba
memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan,
misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk
atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai
(customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang
sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan
masalah tersediaya produk, kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat
bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri. Akan
tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas
perencanaan (quality planning), pemantauan kualitas (quality
control),
jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa
prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada puncak
manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan
kinerja organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
- Fokus pada keinginan konsumen (customer
focus)
Suatu
perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan konsumennya, bilamana perusahaan
dapat mengerti dan memahami tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
- Kepemimpinan (Leadership)
Para
pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan (penyedia jasa
konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan budaya kualitas.
Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya kualitas dalam setiap
lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya untuk
mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target kualitas/mutu pekerjaan, dan
dalam hal ini mencapai mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
- Pengembangan Individu (Involvement
of people)
Setiap
individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap level perusahaan jasa
konstruksi harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus
berusaha mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan yang dapat digunakan
bagi keuntungan perusahaan.
- Pendekatan proses (Process
approach)
Hasil
yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan sumber daya
(manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam suatu organisasi
perusahaan sebagai suatu proses.
- Pendekatan Sistem Pada
Manajemen (System approach to management)
Suatu
organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam mengembangkan target dan
tujuan mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari tahap identifikasi,
pemahaman dan pengelolaan semua proses yang saling terkait sebagai suatu
sistem.
- Terus Berkembang (Continual
improvement)
Salah
satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari suatu organisasi adalah
terus mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua aktivitasnya.
- Perumusan Keputusan Berdasarkan
Pendekatan Fakta (Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan
yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
- Membangun Hubungan yang Saling
Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial supplier
relationships)
Sejak
hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya
adalah interdependent, maka perlu dikembangkan hubungan yang
saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan pengembangan
meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality Management System (QMS) standard
dalam ISO 9001:2008.[4]
Pengelolaan
mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek
pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do right things right the
first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek
konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang
antara lain adalah sebagai berikut:
- Meletakan dasar filosofi dan
kebijakan mutu proyek
- Memberikan keputusan strategis
mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
- Membuat program penjaminan dan
pengendalian mutu proyek (QA/QC)
- Implementasi Program QA/QC.
Gambar
1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA perusahaan, program QA
Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan mutu proyek.
Sumber
: Soeharto Iman, “Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”,
Editor Yati Sumiharti, Cet.3 Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar
1. Program QA/QC Proyek
Perlu
juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek
dinyatakan selesai. Pada priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi
pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada masing-masing bidang/unit
sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk
menjaga kualitas/mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari
segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan
mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk
memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat
beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian
dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan
mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang
telah ditentukan.
Jadi
Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan,
pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan
kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan.
Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang
berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam
pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3
Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8
Semen Potland
SNI
03-1750-1990 Mutu dan
Cara Uji Agregat Beton.
SNI
15-2049-1990 Mutu dan
Cara Uji Semen Portland.
SNI
03-2052-1990 Baja Tulangan
Beton.
SNI
03-6861.1-2002 Spesifikasi air
sebagai Bahan Bangunan.
SNI
03-6883-2002 Spesifikasi
Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi
dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan
dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam
hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas.
Dengan tahapan sebagai berikut:
PENGENDALIAN
BIAYA, MUTU DAN WAKTU
·
KEGIATAN MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN
PENGENDALIAN PROYEK
·
PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN DIPROYEK
·
PENGENDALIAN WAKTU
·
PENGENDALIAN MUTU
PENDAHULUAN
PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU MERUPAKAN BAGIAN
YANG UTAMA AGAR SUATU PROYEK DAPAT DISELESAIKAN DENGAN WAKTU YANG TEPAT, BIAYA
YANG KOMPETITIF DENGAN MUTU YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN MEMENUHI
PERSYARATAN PELANGGAN.
PROSES PENGENDALIAN HASIL PEKERJAAN MERUPAKAN
PERSYARATAN STANDAR YANG MENCAKUP :
URAIAN
KAREKTERISTIK HASIL PEKERJAANG PROSEDUR
DAN INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN PERALATAN
YANG SESUAI PERALATAN UKUR YANG DIKALIBRASI
PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN
PENYERAHAN DAN PEMELIHARAAN PROYEK.
PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU MERUPAKAN LINGKUP
UTAMA SEORANG PELAKSANA DALAM MENJALANKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN, GUNA DIPEROLEH
HASIL YANG MEMUASKAN BAGI PENGGUNA JASA SESUAI KETENTUAN DAN PERSYARATAN DALAM
SPESIFIKASI TEKNIK.
DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI DI PERLUKAN SUATU
MEKANISME MANAJEMEN DAN MEKANISME PENGENDALIAN GUNA MENCAPAI EFISIENSI
PENYELENGGARAAN PROYEK TEPAT MUTU, BIAYA DAN WAKTU YANG MENCAKUP ASPEK TEKNIS
DAN ADMINISTRATIF.
KEGIATAN MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN KEGIATAN TERSEBUT MERUPAKAN SUATU UKURAN
KEBERHASILAN APABILA MUTU PRODUK AKHIR DICAPAI SESUAI DENGAN PERENCANAAN TEKNIS
DAN SESUAI KORIDOR WAKTU YANG TELAH DISEPAKATI SEJAK DITERAPKANNYA SPMK SAMPAI
FHO TAHAPAN DARI KEGIATAN TERSEBUT
MELIPUTI :
1. PERSIAPAN
DOKUMEN
2. RENCANA PELAKSANAAN PROYEK
3. PERSIAPAN FISIK LAPANGAN
4. PROSES PEMBAYARAN
5. PENYESUAIAN/ PERUBAHAN BIAYA
6. PERSELISIHAN
7. SERAH TERIMA
PENGEDALIAN
BIAYA PELAKSANAAN
SECARA
KONSEPTUAL PENGENDALIAN BIAYA TERFOKUS PADA KONDISI RENTABILITAS DAN LIKUIDITAS
AGAR PERIMBANGAN PENDAPATAN DAN BIAYA PROYEK TETAP TERJAGA.
DILIHAT DARI SUDUT RENTABILITAS DAN LIKUIDITAS
KONDISI PROYEK DIBAGI DALAM 4 (EMPAT) KELOMPOK :
1. RENTABILITAS BAGUS DAN LIKUIDITAS BAGUS.
2. RENTABILITAS BAGUS DAN LIKUIDITAS JELEK.
3. RENTABILITAS JELEK DAN LIKUIDITAS BAGUS.
4. RENTABILITAS JELEK DAN LIKUIDITAS JELEK.
BESAR KECILNYA MODAL YANG DIPERLUKAN DALAM SUATU
PROYEK DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA HAL, ANTARA LAIN :
1. PERSYARATAN PEMBAYARAN YANG DIATUR DALAM KONTRAK.
2. KEBIJAKAN OPERSIONAL (PELAKSANAAN KEGIATAN
PROYEK).
GRAFIK PENERIMAAN
GRAFIK BIAYA
PENGERTIAN
DAN MAKSUD PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN
SEMUA UPAYA/
USAHA YANG DILAKUKAN, AGAR BIAYA PELAKSANAAN PROYEK MENJADI WAJAR, MURAH DAN
EFISIEN SESUAI RENCANA DAN ATAU HASIL EVALUASI YANG DILAKUKAN
PENGENDALIAN BIAYA PELAKSANAAN PROYEK TERKAIT ERAT
DAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH :
1.
PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK
2. PENGENDALIAN MUTU DAN HASIL PELAKSANAAN PROYEK
3.
PENGENDALIAN SISTEM MANAJEMEN OPERASIONAL PROYEK YANG BERSANGKUTAN YANG KURANG
BAIK ATAU TIDAK KONSISTEN DALAM PELAKSANAAN PENAMBAHAN BIAYA
2
CARA TINDAKAN PENGENDALIAN YANG DILAKUKAN, YAITU :
1. CARA LANGSUNG DENGAN MELAKUKAN :
- PENINJAUAN
- PENGAWASAN
- PEMERIKSAAN
- AUDIT
2. CARA TIDAK LANGSUNG
- DOKUMEN
PROYEK
- MELALUI
RENCANA ARUS KAS PROYEK
- DOKUMEN
KONTRAK DAN SPESIFIKASI TEKNIK
- PROSEDUR
DAN INSTRUKSI KERJA
-
LAPORAN-LAPORAN PROYEK
RENCANA
ANGGARAN PELAKSANAAN (RAP) PROYEK :
HASIL ESTIMASI / PERKIRAAN BIAYA-BIAYA PROYEK YANG
MERUPAKAN SALAH SATU DOKUMEN KELENGKAPAN SEBAGAI ACUAN / PEDOMAN OPERASI
PELAKSANAAN PROYEK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN :
- PENGALAMAN ATAU REFERENSI DAN REALISASI
PENGELOLAAN PROYEK YANG LALU
- HASIL
OBSERVASI ULANG ARUS DATA SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN DAN LOKASI / MEDAN KERJA
-
KEBIJAKSANAAN PERUSAHAAN
- KESEPAKATAN
TUJUAN
DIBUATNYA RAP
SEBAGAI
SARANA ACUAN / PEDOMAN DALAM PENGELOLAAN HASIL USAHA PROYEK
SEBAGAI
TOLOK UKUR ATAU SARANA PENILAIAN ATAS KESUKSESAN PARA PERSONIL YANG BERTANGGUNG
JAWAB TERHADAP HASIL USAHA
SEBAGAI
SARANA MEMONITOR DAN MENGEVALUASI PENGELOLAAN OPERASIONAL DAN HASIL USAHA
PROYEK TERSEBUT.
PRINSIP
DALAM PEMBUATAN RAP
1. RAP HANYA
MEMPERHITUNGKAN.
- PENDAPATAN (RENCANA PENDAPATAN YANG
DIPERHITUNGKAN) BUKAN PEMBAYARAN YANG
DITERIMA)
- BIAYA (RENCANA BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN)
BUKAN PEMBAYARAN YANG DIKELUARKAN
2. RAP DIBUAT DENGAN BERORIENTASI PADA PROFIT DAN
EFISIENSI.
PENGENDALIAN WAKTU
MERUPAKAN BAGIAN YANG UTAMA AGAR PROYEK DAPAT
DISELESAIKAN DENGAN WAKTU YANG TEPAT SESUAI YANG DIRENCANAKAN.
TAHAP DAN KENDALI MUTU
1. TAHAP
PERSIAPAN
2. TAHAP
ANALISIS
3. TAHAP
PENJADWALAN PEKERJAAN
2
(DUA) KEMUNGKINAN PENYEBAB TERLAMBAT MENYELESAIKAN PROYEK DARI JADWAL YANG
DITENTUKAN YAITU :
1. ADANYA
HALANGAN ATAU KEJADIAN DILUAR PERHITUNGAN DAN PERTIMBANGAN DALAM PELAKSANAAN
WAKTU PROYEK
2. PROGRAM
KERJA DAN PENGENDALIANn PELAKSANAAN PROYEK OLEH KONTRAKTOR
TIDAK BERJALAN SEBAGAIMANA MESTINYA
PENGENDALIAN
MUTU
PENGENDALIAN
MUTU MERUPAKAN BAGIAN UTAMA AGAR PROYEK DAPAT DISELESAIKAN DENGAN MUTU YANG
DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN MEMENUHI PERSYARATAN PELANGGAN TERDIRI DARI :
1. PRINSIP
PENGENDALIAN MUTU
2. .
PROSEDUR PENGENDALIAN MUTU
PRINSIP PENGGENDALIAN MUTU UPAYA UNTUK
MEWUJUDKAN SALAH SATU DARI TIGA SASARAN UTAMA MANAJEMEN PROYEK YAITU TEPAT
MUTU, TEPAT BIAYA DAN TEPAT WAKTU
SEBAGAI USULAN PENGAWASAN DAN TINDAK TURUN TANGAN
TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI AGAR MEMENUHI PERSYARATAN TEKNIS YANG
TELAH DITETAPKAN DIDALAM DOKUMEN KONTRAK
3
(TIGA) JENIS PENGENDALIAN
1. PENGENDALIAN
MUTU BAHAN BAKU
2. PENGENDALIAN
MUTU BAHAN OLAHAN
3. PENGENDALIAN
MUTU HASIL PEKERJAAN
TERIMAKASIH
KAITAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK DENGAN
WAKTU,BIAYA, KUALITAS
DAFTAR PUSTAKA